Gunung Merapi yang terletak di bagian tengah Pulau
Jawa merupakan salahsatu gunung teraktif di Indonesia. Gunung ini memiliki
siklus erupsi yang cukup singkat yaitu dua sampai lima tahun sekali sehingga
dalam jangka waktu tersebut gunung ini akan meletus. Letusan teraktif yang
direkam hingga saat ini adalah letusan di tahun 2006 dan 2010 yang lalu.
Letusan merapi di tahun 2010 tercatat lebih dahsyat dibandingkan tahun 2006.
Bahkan paling dahsyat dalam waktu 140 tahun terakhir. Puncak erupsi merapi di
tahun 2010 terjadi pada awal November tepatnya tanggal 5 November 2010. Letusan
gunung berapi mengeluarkan material vulkanik berupa lava (cairan magma dengan
suhu tinggi), lahar (lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material
lain), abu letusan, awan panas, dan gas vulkanik. Gas vulkanik ini diantaranya
terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, sulfur dioksida, hidrogen
sulfida, dan nitrogen dioksida.
Sulfur dioksida (SO2) akan mengalami
peningkatan sangat tajam saat terjadi peristiwa gunung meletus. Begitu pun saat
Merapi meletus November yang lalu. SO2 merupakan gas yang tidak
berwarna dengan bau yang sangat khas yang berbahaya bagi kesehatan diantaranya
merusak jaringan kulit, mata, dan saluran pernapasan. Peningkatan jumlah SO2
di atmosfer saat Merapi meletus bulan November 2010 terekam oleh satelit AURA
seperti tampak pada gambar. Pada gambar terlihat gas SO2 yang
berasal dari Gunung Merapi di Pulau Jawa bergerak hingga menutupi bagian timur
samudera Hindia dengan konsentrasi sangat tinggi mencapai 5 Dobson Unit (DU) (1
DU= 2,69 x 1016
molekul/cm2).
Gambar Gunung Berapi |
Peningkatan jumlah gas SO2 di atmosfer
akibat letusan gunung Merapi yang lalu berdampak pada perubahan temperatur di
Indonesia. Data temperatur permukaan dari satelit AQUA menunjukkan temperatur
udara Indonesia mencapai nilai terendah sepanjang bulan November 2010 pada
tanggal 5 November dengan temperatur sekitar 26,4C.Mengapa saat jumlah gas SO2 di
atmosfer meningkat menyebabkan temperatur udara turun? Hal ini disebabkan gas
SO2 yang ada di atmosfer dapat bereaksi dengan molekul-molekul air
yang kemudian membentuk campuran air dengan gas SO2 yang
disebut sulfat aerosol. Sulfat aerosol ini dapat menyebabkan penurunan
temperatur (global cooling) karena bersifat menghalangi sinar matahari yang
akan masuk ke Bumi sehingga menurunkan jumlah energi panas yang dapat
menghangatkan Bumi. Oleh karena itu, saat terjadi peristiwa gunung Merapi
meletus, kita merasakan langit terlihat lebih mendung dan cuaca menjadi lebih
dingin.
sumber : http://www.sains.lapan.go.id/
2 komentar:
fenomena gunung meletus memang sangat ditakuti oleh kebanyakan masyarakat. namun tak banyak yang tau bahwa materi yang dikeluarkan dari perut bumi ketika terjadi erupsi ternyata mempunyai dampak yang sangaat baik bagi kehidupan, yaitu dapat menyuburkan tanah. artikel ini menarik karena mengangkat tema yang cukup fenomenal. terimakasih
Waw, ternyata itu sebabnya kenapa ketika gunung merapi meletus, langit lebih mendung dan cuaca menjadi lebih dingin. Menambah wawasan saya gan. Nice info kakak, lanjutkan :D
Posting Komentar