Pencarian teori
pembentukan Tata Surya sampai dengan tahun 1960 menunjukkan betapa tidak
mudahnya menemukan satu teori yang paling memungkinkan. Apalagi masing-masing
teori yang dibangun masih menyisakan masalah mendasar yang belum terpecahkan.
Sejak tahun 1960, pendekatan baru maupun pengembangan dari pendekatan yang
sudah ada menjadi perhatian dalam pencarian teori pembentukan Tata Surya.
Teori-teori yang lahir sejak tahun 1960 adalah Teori Proto-planet (1960, 1988),
Teori Akresi (1961), Teori Capture (Penangkapan) (1964), Teori Nebula Matahari
(1973) dan Teori Laplace Modern (1974).
Teori
Proto-planet
Proto planet
merupakan embrio planet didalam piringan yang tarik menarik satu sama lainnya
secara gravitasi dan bertubrukan. Proto planet akan saling mengganggu orbit
satu sama lainnya dan bertabrakan membentuk planet (terjadi coalesce yang
membentuk planet). Teori proto planet dikemukakan McCrea pada tahun 1960 dengan
ide awal, pembentukan bintang dan planet harus dipertimbangkan secara
bersamaan. Tak mungkin pembentukan planet dipertimbangkan tanpa memikirkan
bagaimana bintang terbentuk. Untuk mendukung idenya, McCrea kemudian membangun
teori untuk mendukung keberadaan idenya tersebut. Teori tersebut menunjukkan
pembentukkan sebuah sistem, bintang dan planet. Teori ini juga menunjukkan
bagaimana bintang bisa memiliki sebagian besar massa dan planet-planet memiliki
sebagian besar momentum sudut sistem.
Titik awal yang
digunakan McCrea adalah awan antar bintang yang terdiri dari gas dan debu yang
akan membentuk galactic cluster. Sekitar 1% massa awan berbentuk buiran
sedangkan sisanya merupakan campuran kosmik daro hidrogen dan helium. Asumsinya
awan berada dalam kondisi turbulensi supersonik. Tabrakan antar elemen terjadi
didalamnya, mengakibatkan hampir seluruh massa awan memiliki daerah yang
dipadatkan dan berisi gas. Dalam model awal pada tahun 1960, daerah yang
dipadatkan tersebut disebut floccules dengan massa 3 kali massa Bumi. Tahun
1988, McCrea memperbaharui modelnya dan meningkatkan massa floccules menjadi
lebih dari 100 kali massa Bumi dan kemudian didesain ulang sebagai
proto-planet. Istilah blob akan dipakai untuk kumpulan massa tersebut sehingga
dapat dibedakan dari proto planet, embrio (berasal dari coalesce blob) yang
akan mengalami keruntuhan dan membentuk planet.
Di dalam awan,
terjadi tubrukan inelastik antar blob yang mengakibatkan terjadinya coalesce
dan blob tersebut akan bertumbuh menjadi kumpulan yang lebih besar. Di setiap
daerah dalam awan, akan ada satu objek (kumpulan hasil coalesce / gabungan blob
yang lebih besar dibanding materi dsekitarnya) di setiap daerah yang menjadi
dominan dan menyerap hampir semua blobs yang ada disekitarnya, dan pada
akhirnya membentuk proto bintang. Proto bintang ini akan memulai perjalanan
evolusinya di Deret Utama. Blobs yang kemudian menjadi proto bintang berasal
dari berbagai arah, akibatnya momentum sudut yang dihasilkan juga akan berasal
dari hasil acak kontribusi salah satu blobs. Momentum sudut yang hilang akan
dimiliki oleh beberapa blob atau kumpulan blob yang sudah terakresi menjadi
satu, di orbit sekeliling proto bintang. McCrea menunjukkan dalam hal ini
jumlah blob atau kumpulan yang dibutuhkan kecil dan mendekati jumlah planet
yang teramati saat itu.
Planet raksasa
seperti Jupiter diperkirakan terbentuk dari hasil coalesce sejumlah blob.
McCrea juga mengasumsikan semua proto planet pada awalnya lebih masif dibanding
planet yang tersisa saat ini dan tampaknya sebagian diantaranya mengalami
kehilangan massa. Dalam proses keruntuhan, proto planet akan menjadi tidak
stabil dan pecah menjadi 2 bagian dnegan perbandingan massa 8 : 1. Spin
momentum sudut proto planet akan tampak sebagai gerak relatif antara kedua
fragmen yang mengitari pusat massa. Dalam gerakannya, fragmen yang kurang masif
akan memiliki gerak relatif 8 kali gerak fragmen yang lebih masif.
Kecepatan lepas di
bagian terluar Tata Surya sangat kecil dan menurut McCrea kehilangan massa yang
terjadi hanya sedikit di daerah planet-planet utama dan meninggalkan sebagian
besar massanya (planet) tetap stabil berotasi dengan spin (putaran) yang cepat.
Hasil lain dari keruntuhan proto planet ke dalam 2 bagian kecil, kedua bagian
tersebut akan terkondensasi dan tertahan oleh fragmen yang lebih besar menjadi
satelit dari sistem tersebut (fragmen yang lebih besar merupakan planet yang
terbentuk).
Proses yang berbeda
terjadi di bagian dalam sistem. Asumsinya, pemisahan rotasi akan mengambil alih
setelah terjadinya pengumpulan materi dan terjadinya ketidakstabilan rotasi di
inti. Disini objek akan terbentuk dan objek yang kecil ini tidak akan memiliki
kecepatan lepas yang cukup karena berada terlalu dekat dengan Matahari. Menurut
McCrea pemisahan inti yang membentuk planet tersebut adalah pasangan Bumi –
Mars dan Merkurius – Venus.
Potensi Masalah yang
dihadapi oleh teori ini, blobs haruslah stabil untuk beberapa lama untuk
bergabung dan membentuk proto bintang atau kumpulan-kumpulan kecil. Selain itu
harus ada demonstrasi yang menunjukkan kalau momentum sudut yang hilang setelah
terbentuk proto bintang memang diambil oleh orbit proto planet dan bukan hal
lainnya. Selain itu mekanisme dasar yang diberikan McCrea tidak menjelaskan
sistem planet yang datar dalam orbit lingkaran.
Accreting Gas Protoplanet |
0 komentar:
Posting Komentar